Penghitungan suara Pemilu 2004
untuk Kabupaten Badung, Bali sudah selesai. Dari 40 kursi yang tersedia,
dipastikan PDIP hanya bisa meraih 19 kursi, disusul Partai Golkar
dengan sembilan kursi, PNBK, PIB, Partai Demokrat, Partai Pelopor dan
PKPI masing-masing dua kursi, serta PKPB dan PKB masing-masing satu.
Perolehan kursi PDIP tersebut sedikit menurun dibanding pemilu
sebelumnya dengan 24 kursi sekaligus sebagai mayoritas tunggal di dewan.
Sedangkan Partai Golkar mengalami kenaikan dari sebelumnya hanya dua
kursi. "hasil pemilu kali ini di Badung tidak ada lagi mayoritas tunggal
PDIP," ujar Ketua KPUD Badung Wayan Suwendra, Senin.
Hasil penghitungan akhir suara, lanjut Suwendra, PDIP
mendapat suara 96.604, Partai Golkar 46.180 suara, PNBK 8.688 suara, PIB
8.463 suara, Partai Demokrat 8.413 suara, Partai Pelopor 8.245 suara
PKPI 5.192 suara, PKPB 4.164 suara dan PKB dengan 2.712 suara.
Menurut dia, dengan tidak adanya mayoritas tunggal di
DPRD Badung, maka mekanisme demokrasi di daerah ini akan lebih berjalan.
Dulu saat PDIP menjadi mayoritas tunggal, lanjut dia, setiap
persetujuan yang diambil melalui jalan voting selalu dimenangkan F-PDIP.
Salah seorang pengamat politik Bali, Dasi Astawa,
menyambut gembira hasil perolehan kursi di DPRD Badung tersebut. Dengan
dihuni sembilan parpol (sebelumnya hanya empat), maka akan memunculkan
persaingan yang positif dari seluruh parpol yang ada.
"Mereka akan berlomba-lomba menunjukkan kinerjanya
sehingga dewan di Badung akan lebih menonjolkan kualitas dibanding
kuantitas," ujar Astawa sambil menambahkan, mekanisme yang lebih
demokratis di DPRD Badung tersebut nantinya berdampak positif terhadap
pengambil keputusan.
Sementara mantan Ketua DPC PDIP Badung yang juga Ketua
DPRD Badung, IB. Suryatmaja, mengakui apa yang menjadi target partainya
untuk pemilu kali ini tidak tercapai. Semula, lanjut dia, PDIP Badung
menargetkan meraup suara 70 persen sehingga mampu mempertahankan
mayoritas tunggal di dewan.
"Ini menjadi cermin dan pembelajaran bagi pengurus di
Badung agar lebih intens mendekati kadernya di bawah sekaligus menggarap
kader pemilih baru pada pemilu yang akan datang," ujarnya.
Selain kurangnya kedekatan antara caleg dengan kader di
tingkat bawah, kata Suryatmaja telah terjadi kesalahan partainya dalam
menyusun nomor urut caleg. Ia juga membenarkan ada beberapa caleg yang
ternyata kurang dikenal di daerah pemilihannya. (pur)
Posting Komentar